Selama kita masih merasakan adanya ikatan yang kuat antara seorang muslim dan saudara-saudaranya, keluarga dan teman-temannya, maka membantu satu individu berarti membantu bagian kecil dari keluarga besar kita. Demikian pula menyakiti individu lain tidak ubahnya menyakiti diri sendiri meski tanpa disadari.
Oleh karena itu, bahagia yang ingin kita rajut tidak bersifat individual, melainkan kebahagian yang juga bisa dirasakan oleh orang-orang yang kita yang berada di sekitar kita.
Bahagia adalah kemampuan mencintai, menghargai, dan merasa bangga terhadap orang lain. Perasaan-perasaan ini akan mengundang orang lain mempersembahkan hal serupa. Dengan demikian, akan tercipta suasana saling mencintai dan menghargai, yang merupakan instrumen terpenting meretas jalan menuju bahagia.
Berikan kecintaan, kelembutan, dan perhatian kepada orang lain. Tetapi, jangan Anda berharap orang lain akan langsung membalasnya penuh kehangatan. Hal itu hanya akan mencederai perasaan dan mengundang penderitaan Anda. Cinta yang tumbuh subur dan rindang adalah cinta tidak bersyarat. Kecintaan, kelembutan, dan pertolongan yang kita persembahkan terhadap orang lain, sejatinya bukanlah sebentuk kewajiban, melainkan suatu ketulusan dari lubuk hati yang terdalam.
Tanggung jawab terhadap kewajiban dianggap berguna di bidang pekerjaan dan pelaksanaan tugas, agar tumbuh rasa giat dan penuh tanggung jawab. Tidak demikian halnya dalam ranah interaksi sosial, perasaan menunaikan kewajiban justru dapat mencemari hubungan sosial dan akan mengikis nilai-nilai mulia yang terkandung dalam sebuah ketulusan
http://www.kursusbahasaarab.net/Artikel/Berikan-Cinta.html
No comments:
Post a Comment