Tuesday, November 24, 2009

Kunjungan ke Rumah Keju Gouda-Sukabumi


sungai Cimandiri, bukit Baros-Sukabumi

Rumah keju Gouda, Bukit Baros Sukabumi

Pada tanggal 8 agustus 2009 kalau tidak salah hehehe..saya dan rekan2 mengunjungi rumah keju Gouda disana qt disajikan berbagai macam menu yang berbahan keju dari mulai pisang goreng keju sampai nasi timbel ayam keju, disana juga disediakan outbond. Tujuan utama qt kesana adalah melihat proses pembuatan keju, tetapi juga disana disediakan juga permainan( lomba bakiak,  tembak2an kata, adu kecepatan dan kekompakkan) qt juga dapat mencicipi aneka penganan keju gratis...yaa kalau mau bawa keju yang banyak dan aneka cemilan berbahan keju qt tinggal pesan aja dan bayar dikasir..hehehe



Monday, November 23, 2009

Es Kutub Selatan Menghilang Lebih Cepat

Lapisan es di Bagian Timur Kutub Selatan, yang pernah dipandang sebagian besar tak terpengaruh oleh pemanasan global, telah kehilangan miliaran ton esnya sejak 2006 dan dapat mendorong kenaikan permukaan air laut pada masa depan, demikian hasil satu studi baru.
Studi tersebut, yang diterbitkan Nature Geoscience, Ahad, memperlihatkan, lapisan es yang lebih kecil tapi kurang stabil di Antartika Barat juga kehilangan sangat banyak massanya.
Para ilmuwan khawatir bahwa naiknya temperatur global dapat menyulut perpecahan cepat Antartika Barat, yang menyimpan air beku untuk mendorong permukaan samudra global setinggi lima meter.
Pada 2007, Panel Antar-Pemerintah PBB bagi perubahan Iklim (IPCC) meramalkan permukaan air laut akan naik 18 sampai 59 centimeter paling lambat pada 2100, tapi perkiraan itu tidak memasukkan dampak lapisan es yang mulai retak di Greenland dan Antartika.
Hari ini, banyak ilmuwan yang sama mengatakan sekalipun buangan CO2, yang memerangkap panas, dibatasi, permukaan air samudra lebih mungkin untuk naik sekitar hampir satu meter, cukup untuk membuat beberapa negara pulau kecil tak dapat dihuni dan merusak delta subur yang menjadi habitat ratusan juta makhluk.
Lebih dari 190 negara berkumpul di Kopenhagen, Desember, guna merancang kesepakatan perubahan iklim yang mengekang gas rumah kaca dan membantu negara miskin menanggulangi konsekwensinya.
Pengajar University of Texas Jianli Chen dan rekannya selama hampir tujuh tahun menganalisis interaksi lapisan es samudra di Antartika.
Data itu, yang mencakup masa hingga Januari 2009, dikumpulkan oleh dua satelit GRACE, yang mendeteksi arus massa di samudra dan wilayah kutub dengan mengukur perubahan di medan magnet Bumi.
Sejalan dengan temuan terdahulu yang dilandasi atas beragam metode, mereka mendapati bahwa Antartika Barat, rata-rata, menimbun sebanyak 132 miliar ton es ke dalam laut setiap tahun, memberi atau mengambil 26 miliar ton.
Mereka juga mendapati untuk pertama kali bahwa Antartika Timur, di wilayah Bagian Timur Belahan Bumi di benua tersebut, juga kehilangan massa, kebanyakan di wilayah pantai, dengan luas wilayah sekitar 57 miliar ton per tahun.
Margin atau kesalahan tersebut, mereka memperingatkan, hampir sama besar dengan perkiraan, yang berarti hilangnya es dapat sedikit lebih kecil dari beberapa miliar ton atau lebih dari 100 miliar ton.
Setakat ini, para ilmuwan memperkirakan bahwa Antartika Timur "seimbang", yang berarti itu menimbun sama banyaknya massa dan melepaskannya juga, barangkali malah lebih banyak.
"Dengan demikian, bertambah-cepat menghilangnya es dalam beberapa tahun belakangan di seluruh benua tersebut dapat diketahui," demikian kesimpulan para penulis tersebut sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP. "Antartika mungkin segera memberi sumbangan jauh lebih besar pada kenaikan permukaan air laut global."
Satu studi lain yang disiarkan pekan lalu di jurnal Nature melaporkan gambaran yang sudah berubah bagi temperatur Antartika selama masa hangat, "antar-gletser" seperti yang telah terjadi rata-rata setiap 100.000 tahun.
Selama masa itu, yang mencapai puncaknya 128.000 tahun lalu, menyebut Priode Eemia, temperatur di wilayah itu barangkali enam derajat celsius lebih tinggi hari ini, yaitu sebanyak tiga derajat celsius di atas perkiraan sebelumnya, kata studi tersebut.
Temuan itu menunjukkan wilayah tersebut mungkin lebih sensitif dibandingkan dengan yang diperkirakan para ilmuwan mengenai konsentrasi gas rumah kaca dalam suasana yang rata-rata sama dengan tingkat saat ini.
Selama Priode Eemia, permukaan air laut lebih tinggi lima meter sampai tujuh meter dibandingkan dengan hari ini.

http://id.news.yahoo.com

Tuesday, November 03, 2009

Halaman Google berubah jadi Permen

Saturday, October 31, 2009
Halaman Google Berubah Jadi Permen
Google telah meluncurkan logo baru atau doodle pada homepagenya untuk merayakan Halloween bersama ribuan anak yang melakukan tradisi tahunan trick or treat.

Dengan mengklik pada logo Google, pengguna dapat melihat serangkaian tema Halloween 2009 sebelum diarahkan ke halaman hasil.

Logo muncul abu-abu dengan huruf "e" dalam bentuk labu. Jika diklik logo Halloween 2009 bertransformasi dan permen membuat bentuk setiap huruf.

Logo itu adalah yang terbaru dari deretan peristiwa yang baru saja dirayakan oleh Google. Peringatan ke-40 pendaratan Apollo 11 pada tahun 1969 dan penemuan bentuk DNA oleh James Watson dan Francis Crick juga ditandai dengan peristiwa Google Doodle.

Michael Jackson, Albert Einstein, Leonardo da Vinci, Galileo Galilei, Mahatma Gandhi dan Konfusius yang terkenal, baru-baru ini juga ditandai oleh Google doodle oleh perancangnya Dennis Hwang.

Kode bar adalah yang paling baru diperingati oleh Google.

Bulan lalu Google meluncurkan versi salah eja "Googlle" - untuk menandai ulang tahun ke-11. Perusahaan itu baru-baru ini menimbulkan demam spekulasi dengan serangkaian doodle bertema UFO untuk menandai peringatan kelahiran War of the Worlds penulis, HG Wells.

http://www.teknologinet.com